CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 26 April 2013

MAKALAH LITOSHFER


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi, planet yang kita tinggali ini bila dilihat dari luar angkasa tampak halus, rata dan bulat sempurna. Padahal bila dilihat lebih dekat, akan tampaklah bahwa permukaannya sama sekali tidak rata. Ada yang menonjol ke atas, menjorok, berliuk-liuk, dan lain sebagainya. Pada lapisan di bagian luarnya, kita akan menemukan berbagai penampakan bumi, misalnya saja gunung, lembah, bukit, dan dataran. Sama halnya dengan di laut, bila dilihat lebih jauh maka kita akan menemukan bentuk yang beragam. Keberagaman seperti itu tidak langsung terbentuk begitu saja. Akan tetapi ada proses besar yang menyertainya. Permukaan bumi (inti bumi, kerak bumi dan mantel bumi) terbentuk setidaknya melalui dua macam proses, yaitu proses internal (yang berasal dari bumi) dan proses eksternal (yang terjadi di permukaan bumi).  Lithosfer yang akan menjadi pembahasan kita, merupakan bagian dari permukaan bumi yang terdiri dari kerak bumi dan mantel bagian atas. Bagaimana proses pembentukannya hingga bisa menghasilkan bentuknya yang beragam seperti sekarang? Berawal dari kenyataan di atas maka kami akan mengupasnya pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Lithosfer?
2.      Bagaimana proses terbentuknya lithosfer?
3.      Faktor apa saja yang menyebabkan proses terbentuknya lithosfer?
4.      Bagaimana proses terjadinya gunung api?
5.      Apa manfaat gunung api bagi kehidupan?
6.      Bagaimana proses terjadinya gempa bumi?
7.      Bagaimana proses terjadinya tsunami?
8.      Bagaimana proses pembentukan bahan tambang?
9.      Apa saja ayat al-Quran yang relevan dengan topik lithosfer?

C. Manfaat Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Lithosfer.
2.      Mengetahui bagaimana proses terbentuknya lithosfer.
3.      Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan proses terbentuknya lithosfer.
4.      Mengetahui bagaimana proses terjadinya gunung api.
5.      Mengetahui apa manfaat gunung api bagi kehidupan.
6.      Mengetahui bagaimana proses terjadinya gempa bumi.
7.      Mengetahui bagaimana proses terjadinya tsunami.
8.      Menjabarkan bagaimana proses pembentukan bahan tambang.
9.      Mengaitkan konsep lithosfer dengan ayat Al-Qur’an.

BAB II PEMBAHASAN
A.           Litosfer
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu pertama lapisan Barisfer merupakan lapisan inti, kedua Lapisan Asthenosfer Mautle merupakan bahan cair bersuhu tinggi, ketiga lapisan Lithosfer merupakan lapisan paling luar yang terletak diatas lapisan Asthenosfer Mautle dengan ketebalan 1.200 Km dan berat jenis rata-ratanya 2,8 gr/cm3. Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu Lithos yang berarti batu dan Spere yang berarti padat atau lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan batuan (the stone sphere). Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Pada lapisan ini umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 35 Km.
Tebal kulit bumi tidaklah merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari bagian samudra. Litosfer merupakan lapisan yang tipis, jika kita bandingkan kulit bumi yang keras seolah-olah cangkang telur, sedangkan di bawah litosfer terdapat lapisan-lapisan yang kental, panas dan tebal yang disebut astenosfer seolah-olah putih telurnya. Litosfer terbentuk dari beberapa mineral yang disebut silikat yang merupakan gabungan antara oksigen dan silikon. Selain itu terdapat senyawa lainnya, sebagai berikut:
Tabel 1. Konsentrasi unsur-unsur utama pada kerak bumi (Litosfer)
No
Unsur
Rumus Kimia
Berat (%)
1
Oksigen
O
46,60
2
Silikon
Si
27,72
3
Alumunium
Al
8,13
4
Besi
Fe
5
5
Kalsium
Ca
3,36
6
Sodium
Na
2,83
7
Potassium
K
2,59
8
Magnesium
Mg
2,09
9
Titanium
Ti
0,44
10
Hydrogen
H
0,14
11
Posfor
P
0,12
12
Mangan
Mn
0,10
13
Sulfur
S
0,05
14
Carbon
C
0,03
(Sulistiawati. 2008. Pdf)
Menurut penyusunnya litosfer terdiri dari dua bagian yaitu:
1.        Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.  Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Ø Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
Ø Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra.
2.        Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO, lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.
Batuan pembentuk litosfer didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu kumpulan mineral-mineral yang telah menghablur. Batuan/batu merupakan sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan di kelaskan menurut komposisi mineral. Litosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan mineral. Induk segala batuan adalah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Berdasarkan proses terjadinya pada litosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
1.        Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku. Batuan beku terdiri dari tiga bagian:
Ø  Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma didalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro
Ø  Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer. Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi.
Ø  Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.
Tekstur batuan beku dapat di kelompokan menjadi 3 jenis sebagai berikut:
·           Faneritik, yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin.
·           Forfiritik, yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (Kristal besar) yang terikat dalam massa dasar yang halus.
·           Afanitik, yaitu meninggalkan batuan dalam susunan Kristal butir halus atau seluruhnya berupa benda gas.
2.        Batuan Sedimen (Endapan)
Batuan Sedimen berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan. Batuan ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya dibedakan menjadi tiga yaitu:
Ø  Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik. Batuan sedimen klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material   yang mengalami proses transportasi. Sedimen klastik juga berupa campuran hancuran batuan beku. Contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir.
Ø  Sedimen non-klastik yang terbentuk oleh proses kimiawi.
Batuan sedimen kimia tersebut melalui proses presipitasi dari larutan atau berupa endapan dari suatu pelarutan. Sedimen non-klastik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utamannya adalah batu gamping atau dolomite. Batuan non-klastik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedangkan dari unsur organic adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertine, stalagmite, stalagtit, batu kapur dan batu giok.
Ø  Sedimen Organik.
Batuan sedimen organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama yaitu pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktifitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.
Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya, batuan sedimen dibagi menjadi 4 bagian berikut:
·           Batuan sedimen aeris atau Aeolis, apabila pemindahan disebabkan oleh angin. Contohnya tanah loss.
·           Batuan sedimen glacial, apabila pemindahan disebabkan oleh gletser. Contohnya batu konglomerat.
·           Batuan sedimen aquatic, apabila pemindahan disebabkan oleh air. Contohnya lumpur.
·           Batuan sedimen marine, apabila pemindahan disebabkan oleh air laut.
Gambar 1. Salah satu batuan Sedimen
3.        Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorphosis atau batuan metamorf merupakan batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur. Batu kuarsit merupakan perubahan dari batu pasir. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneiss, batu sabak, batu marmer, dan skist. Batuan Malihan atau batuan metamorf merupakan batuan yang berubah bentuk. Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer atau batuan kuarsa menjadi kuarsit.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia, serta mineral (fasies metamorf). Mereka berbentuk jauh di bawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan di atasnya serta tekanan dan suhu tinggi.
Gambar 2. Salah satu batuan Malihan
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan-bahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi, gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
B.            Gunung Berapi
Gunung api terbentuk akibat adanya pergerakan antar lempeng, ada empat pergerakan tersebut yang membuat gunung api berbeda-beda. Pertama akibat pemekaran kerak benua, yaitu lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudera. Kedua akibat tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua. Ketiga diakibatkan oleh Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. dan terakhir akibat Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng yang memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunung api perisai. (Anonim. 2010.Pdf)
Pada intinya gunung berapi terjadi karena adanya beberapa mineral yang bereaksi menimbulkaan panas. Panas dalam bumi akhirnya membentuk dapur magma. Magma adalah cairan silikat pijar yang panas. Silikat pijar pada Magma terdiri dari bahan padat (batuan), cairan, dan gas yang berbeda di dalam lapisan kulit bumi (litosfir). Gas yang terkandung dalam magma antara lain: uap air, Oksida Belerang (SO2), Gas Hidrokarbon atau Asam Klorida (HCL), Gas Hidrosulfat atau Asam Sulfat (H2SO4).  Menurut hasil penelitian magma bertemperatur 1000 – 12000 C, pada kedalaman 25 hingga 30 mil dari permukaan bumi.
Adapun Struktur gunung api terdiri dari: Dapur Magma, Kepundan yaitu  pipa yang besar ke puncak gunung api, Lelehan lava, terjadi saat gunung api meletus, Rekahan dan graben/ patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang, lubang kepundan dan Kawah.
Gambar 3. Struktur Gunung Berapi
Sebelum gunung api meletus ada beberapa tanda-tanda diantaranya adalah suhu di sekitar gunung meningkat, mengeluarkan suara gemuruh dan kadang kadang disertai getaran (gempa), kemudian tumbuhan di sekitar gunung layu, dan binatang di sekitar gunung bermigrasi. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Kekuatan letusan gunung berapi berbeda-beda tergantung kedalaman dan besar dapur  magma. Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu intrusi magma dan ekstrusi magma.
Intrusi magma merupakan terobosan magma yang mendorong lapisan litosfira, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat yaitu; Sill merupakan magma menyusup dan membeku antara dua lapisan batuan secara mendatar searah lapisan batuan, Lakolit merupakan magma menyusup di antara lapisan bumi paling atas dengan bentuk cembung, Gang (korok) merupakan magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan, dan diaterma merupakan lubang (pipa) di antara dapur magma seperti silinder memanjang. (Anonim. 2010. Pdf)
Gambar 4. Intrusi magma

Ekstrusi magma (erupsi) merupakan proses keluarnya magma sampai kepermukaan bumi dengan mengeluarkan material seperti;
Ø  Erupsi efusif, letusan gunungapi yang mengeluarkan bahan cair yaitu:
·         Lava, merupakan magma yang keluar dan mengalir di permukaan bumi.
·          Lahar merupakan material campuran antara lava yang panas dengan material di permukaan bumi, seperti; batu besar, pasir, kerikil, debu dan lain-lain dengan air sehingga membentuk lumpur.
Ø  Eruspi Eksplosif, letusan gunung api dengan ledakan serta mengeluarkan bahan-bahan padat yaitu Eflata dan Piroklastika merupakan material padat, seperti; Bom, Lapili,Kerikil dan debu. dan juga mengeluarkan Ekhalasi berupa gas yang dikeluarkan gunung api saat meletus.
Berdasarkan proses terbentuknya gunung berapi dibedakan menjadi:
Ø  Gunung api strato, merupakan gunung api yang mengalami beberapa kali letusan, sehingga berbentuk kerucut dan batuannya berlapis-lapis. Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunungapi kerinci, Tangkubanparahu, Merapi, Ceremai, Semeru, Batur.
Gambar 5. Gunungapi Strato (kerucut)
Ø  Gunung api maar merupakan gunungapi dengan letusan eksplosif yang tidak terlalu kuat dan terjadi hanya 1 kali, seperti : Gunungapi Lamongan, Galunggung.
Gambar 6. Gunungapi Maar
Ø  Gunungapi perisai (Shield Volcanoes), merupakan letusan gunungapi secara efusif, sehingga cairan lava dan lahar lama membeku, karena itu memiliki dasar yang luas dengan lereng tidak curam, seperti; Gunungapi Kalileau, Mamaleau di Kep. Hawaii. Gunung api Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga ini tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
Gambar 7. Gunungapi perisai
Ø  Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
Gambar 8. Gunungapi Cinder Cone
Ø  Kaldera. Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan akibat dari letusan eksplosif. contohnya adalah Gunung Bromo.
Gambar 9. Gunungapi Kaldera
Dari beberapa gunungapi, baik dari kedalaman magma, volume dapur magma, dan kekentalan (Viscositas) magma, maka letusan gunung api dibagi menjadi beberapa tipe yaitu sebagai berikut:
1) Tipe Hawaii. Letusan efusif dengan mengeluarkan lava cair dan mengalir di permukaan gunungapi (letusan air mancur), seperti; Gunungapi Mauna Loa, Kalileau di Kepulauan Hawaii.)
2) Tipe Stromboli. Letusan eksplosif dan sering terjadi letusan kecil dengan kekuatan kecil, material yang dikeluarkan eflata, seperti; Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali.
3) Tipe Vulkano. Letusan ini bersifat efusif dengan mengeluarkan cairan magma kental, dapur magma dari dangkal sampai dalam, sehingga tekanan yang terjadi sedang sampai tinggi, seperti; Contoh, Gunung Semeru di Jawa Timur.
4) Tipe Perret. bersifat eksplosif yang besar, sehingga mengeluarkan material padat dan gas yang sangat tinggi dan membentuk awan menyerupai bunga kol di ujungnya, seperti; letusan Gunung Krakatau (1883). Awan yang terbentuk letusan ini setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung tenggelam dan merosotnya dinding kawah.
5) Tipe Merapi. Letusan bersifat eksplosif dengan mengaluarkan bahan padat dan cair dan mengalir keluar perlahan-lahan dan membentuk sumbat kawah. Karena tekanan gas dari dalam kuat, sehingga kawah terangkat dan pecah-pecah bagian luarnya disertai awan panas.
6) Tipe St. Vincent. Letusan efusif dengan mengeluarkan lava yang kental, tekanan gas sedang dan dapur magma yang dangkal, seperti; Gunung Kelud dan St. Vincent.
7) Tipe Pelle. Letusan efusif dengan mengeluarkan lava kental, tekanan gas tinggi, karena dapur magma dalam, seperti; Gunung Montagne Pelee di Amerika Tengah
(Sulistiawati. 2008. Pdf)
Setelah terjadi letusan, maka gunung api mengelami fase istirahat atau mati. Setelah terjadinya letusan juga dapat menimbulkan gejala-gejala pasca letusan yang disebut Pasca Vulkanik, seperti; Fumarol merupakan gejala pasca letusan, dimana celah gunungapi mengeluarkan air panas dan zat lemas, Solfatar merupakan gejala pasca letusan, dimana celah gunungapi mengeluarkan air panas yang mengandung gas belerang, Mofet merupakan gejala pasca letusan, dimana celah gunungapi mengeluarkan gas beracun, Geyser merupakan gejala pasca letusan, dimana celah gunungapi mengeluarkan air yang memancar dan panas. (Sulistiawati. 2008. Pdf)
Selain memberikan dampak negatif ada pula dampak positif yang diberikan dari letusan gunungapi. Diantaranya dapat dijadikan sumber energi, karena sumber panas dari gunungapi yang mengeluarkan gas berupa uap air dapat dijadikan pembangkit listrik, seperti : PLTU di Gunungapi Kamojang Jawa Barat dan Gunungapi Dieng di Jawa Tengah. kemudian dijadikan Sumber mineral dan bahan galian, seperti intan, timah, tembaga, belerang, batu apung, pasir, batu. Menjadi Obyek wisata dan olahraga dan tanah mengalami pembaharuan, karena banyak mineral yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga tanah menjadi subur kembali. Terbentuknya hujan orografis, karena ketinggiannya, maka angin yang membawa uap air dipaksa naik menyebabkan terbentuknya awan yang menimbulkan hujan serta berfungsi sebagai penangkap hujan, reservoir air dan tata air. selain itu juga karena ketinggian yang berbeda, maka suhu, kelembaban dan curah hujan berbeda mengakibatkan plasma nutfah yang hidup menjadi sangat bervariasi.
C.      Gempa Bumi
Secara etimologi, menurut Subandono (2005), Gempa merupakan peristiwa alam, terjadi secara mendadak, timbul karena adanya pelepasan energi, sebagai akibat pergeseran relatif batuan/lempeng tektonik/kerak bumi. Gempabumi adalah getaran/guncangan yang terjadi pada bumi sebagai akibat tumbukan antar lempeng, patahan/sesar aktif, aktivitas gunung api, dan runtuhan batuan. Ilmu yang mempelajari tentang gempabumi adalah Seismologi, alat ayang digunakan untuk mendeteksi getaran gempa disebut Seismograf, dan hasil catatan gempa dinamakan Seismogram.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibagi menjadi:
1.        Gempabumi Vulkanik, bersumber dalam tubuh gunungapi aktif, pada umumnya berkekuatan kecil (maksimal 2 SR).
2.        Gempabumi Runtuhan, diakibatkan oleh runtuhan batuan di daerah kapu karena adanya stalaktit yang jatuh dalam gua kapur. Runtuhan di daerah tambang (runtuhnya terowongan tambang). Kekuatan gempa berkisar antara 2-3 SR.
3.        Gempabumi Tektonik, terjadi akibat aktivitas tektonik di zona batas antar lempeng dan patahan yang mengakibatkan sebaran getaran ke segala arah. Kekuatan gempa dapat mencapai skala besar hingga 9 SR (gempa di Aceh 20 Desember 2004). (Malik, 2011:1-2)
Proses terjadinya gempa diawali dengan tumbukan antara lempeng samudera ketika menyusp ke bawah yang rapat massa nya lebih  besar, dengan lempeng benua di zona tumbukan. Gerakan lempeng itu mengalami perlambatan akibat dan gesekan dari selubung bumi. Perlambatan itu menyebabkan penumpukan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. pada saat elastisitas lempeng terlampaui terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh pelepasan energi secra tiba-tiba dan menimbulkan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.

Gambar 10. proses gempa bumi
(Anonim. 2011. [pdf])
dalam proses terjadinya gelombang gempa bumi, terdapat istilah-istiah sebagai berikut.;
Ø  Hiposentrum merupakan sumber gempa di dalam lapisan bumi. Dari hiposentrum, gelombang gempa menjalar ke segala arah. Ada dua bentuk hiposentrum yaitu garis dan titik. Hiposentrum berbentuk garis jika penyebabnya adalah patahan kerak bumi. Hiposentrum berbentuk titik jika penyebabnya adalah gunung api atau tanah longsor.
Ø  Episentrum adalah titik atau garis di permukaan bumi yang tepat tegak lurus di atas hiposentrum. Di sekitar episentruminilah kerusakan yang terparah terjadi. Dari episentrum, getaran permukaan menjalar secara horizontal ke segala arah.
Ø  Homoseista adalah garis yang menghubungkan tempat -tempat di permukaan bumi yang dilalui gempa pada waktu yang sama. Umunya homoseista berbentuk lingkaran atau elips.
Ø  Isoseista adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang dilalui oleh gempa yang intensitasnya sama.sehingga tempat-tempat tersebut mengalami kerusakan yang sama. Isoseista biasanya berbentuk lingkaran atau elips di sekitar episentrum
Ø  Makroseisma adalah daerah di sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa bumi
Ø  Pleistoseista adalah garis pada peta gempa yang mengelilingi makroseisma. Isoseista yang pertama merupakan pleistoseista.
Saat terjadi gempa material melepaskan energi regangan elastis yang tersimpan sebagai panas dan gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang energi yang elastis merusak material yang dilalui. Oleh karena itu, setelah gelombang seismik melewati tubuh bahan bumi, tubuh bahan kembali ke bentuk aslinya.
Gambar 11. hiposenter dan episenter
Gelombang seismik terdiri dari gelombang tubuh yang kompresional atau gelombang P dan gelombang permukaan yang menggeser atau gelombang S. Gelombang P bergerak keluar dalam mode bola dari hiposenter menghasilkan serangkaian kontraksi dan ekspansi. Selama kontraksi jarak antara atom dalam materi bahwa gelombang P melewati dan sebagai hasilnya ada penurunan kecil dalam volume. Selama ekspansi jarak antara atom-atom dalam peningkatan materi, dan ada sedikit peningkatan volume. Setelah gelombang P melewati secara lengkap, kembali bahan elastis Bumi ke bentuk aslinya. Gelombang P dapat melewati cairan, padatan, dan gas. Sedangkan Gelombang S berasal luar secara bulat dari bentuk menghasilkan hiposenter ketimbang perubahan volumetrik dalam bahan bumi. Ketika sebuah gelombang S melewati bumi itu ia akan menggusur partikel materi bumi dalam arah tegak lurus terhadap arah bahwa mereka bergerak. Akibatnya, permukaan planar akan mengambil bentuk lipatan. Karena cairan tidak dapat mendukung perubahan bentuk, gelombang S tidak melakukan perjalanan melalui materi bumi yang berada dalam keadaan cair. (Sulistiawati. 2008. Pdf)
Gambar 12. Gelombang P dan S

Berdasarkan kedalaaman hiposenter, maka gempa bumi dibagi menjadi:
Ø  Gempa dalam, kedalaman hiposenter lebih dari 300 km. Gempa ini dapat mencapai ke permukaan tetapi amplitudonya menjadi kecil sehingga tidak berbahaya.
Ø  Gempa sedang, kedalaman hiposenter antara 60 dan 300 km. Pada umumnya, gempa sedang jarang menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi.
Ø  Gempa dangkal, kedalaman hiposenter kurang dari 60 km. Gempa dangkal sering menimbulkan kerusakan di permukaan bumi, misalnya gempa bumi di Liwa-Lampung, sulatera pada tahun 1994.
Besaran gempa bumi ditemukan oleh Charles Francis Richter (1900-1985) bersama dengan Geophysics lain bernama Beno Gutenberg (1889-1960). Para ilmuan tersebut mengembangkan skala yang pada prinsipnya dapat membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan gambaran tremors kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter dan sampai sekarang diakui sebagai standar umum skala kekuatan gempa. Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3 Skala Richter. Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak beroperasi tanpa batas atas. berikut ukuran skala richter dan dampak yang dirasakannya.
 Tabel 2. Ukuran Skala Richter dan Dampak yang dirasakannya
Ukuran Skala Richter
Dampak yang dirasakan
1,0-3,0
Tidak diberi label oleh manusia
3,0 – 3,9
Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai goyang
4,0 – 4,9
Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan air beriak-beriak, daun pintu terbuka – tutup sendiri.
5,0 – 5,9
Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding yang lemah pecah, lepas dari batu bata dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang air.
6,0 – 6,9
Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan lemah ketekan di dalam tanah.
7,0 – 7,9
Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di tanah, trek kereta api bengkok. Terjadi kerusakan total di daerah gempa.
8,0-…
Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa
(Lowrie, 2007: 160-161)
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau Sumatra, lepas pantai Selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara itu pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi.
Berikut ini adalah 25 daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatra Utara (Simeuleu), Sumatera Barat-Jambi, Bengkulu, lampung, Banten Pandeglag, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur. (Anonim, 2009: 5)
D.      Tsunami
Dari segi terminologi tsunami berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti “pelabuhan” dan Nami yang berarti “gelombang”. Sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang pelabuhan". Tsunami adalah rangkaian gelombang laut dengan panjang gelombang yang sangat besar yang disebabkan oleh terjadinya gangguan laut. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung merapi maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Proses terjadinya tsunami biasanya berhubungan dengan kejadian gempa bumi. Gempa bumi ini merupakan proses terjadinya getaran tanah yang merupakan akibat dari sebuah gelombang elastis yang menjalar melalui massa bumi. Gelombang ini dapat bersumber dari ledakan dahsyat gunung merapi (gempa vulkanik), runtuhan, atau dari pergerakan lempengan bumi (gempa tektonik). Dari berbagai peristiwa yang ada, gempa tektonik yang paling banyak menjadi penyebab dari timbulnya gelombang tsunami.

Gambar 13. tsunami akibat gempa tektonik
Gempa tektonik adalah terjadinya pergeseran massa bumi akibat tumbukan yang terjadi pada lempengan bumi. Patut diketahui bahwa lempengan bumi selalu bergerak dan berdesakan satu sama lain. Pada saat dua lempengan bumi bertemu, saat itu terjadi penimbunan energi , kemudian terlepas dan menimbulkan getaran yang bisa dirasakan di permukaan bumi. Peristiwa ini sering terjadi pada lempeng samudra karena bentuknya yang lebih tipis dari lempeng benua yang selanjutnya menimbulkan gangguan terhadap massa air laut yang ada di atasnya. Akibat dari gangguang ini salah satunya ialah terjadinya gelombang tsunami. Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup  besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Gambar 14. prinsip kerja tsunami
Gerakan vertikal pada kerak bumi yang terjadi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar sehingga terjadilah tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air  bersih, lahan pertanian, dan tanah
E.                 Bahan Tambang
Bahan tambang adalah bahan dasar batuan yang perlu diolah lebih dahulu . Dalam usaha pertambangan tentu saja tidak boleh dilakukan sembarangan mengingat ada bahan-bahan tambang yang tidak dapat diperbarui, maksudnya bahan tambang tersebut akan habis apabila diambil sekali dan dalam jumlah yang besar. Berdasarkan kegunaannya, bahan tambang dapat dibagi menjadi pertambangan bijih, energi, dan mineral.
Ø  Pertambangan Bijih/Logam
Pertambangan ini meliputi bijih besi, bauksit, timah, nikel, tembaga, emas, dan perak.
·         Bijih Besi
Beberapa macam bijih besi antara lain sebagai berikut.
§   Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
§   Bijih besi magnetik hematit terdapat di Kalimantan Tengah.
§   Bijih besi titan terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu,Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Setelah digali dan disemprot dengan air, akan dihasilkan konsentrat besi. Pabrik pelebur besi baja Indonesia terdapat di Cilegon, yaitu PT Krakatau Steel.
·           Bauksit (Biji Aluminium)
       Bauksit merupakan mineral yang ringan, kuat, dan tidak berkarat.Tambang bauksit dihasilkan di Kepulauan Riau, Pulau Bintan, Pulau Bintang, dan Singkawang.
·           Timah
Timah termasuk salah satu hasil mineral yang terpenting di Indonesia. Manfaat timah, yaitu untuk kaleng, patri, huruf cetak,tube, kertas timah, dan lain-lain. Tambang timah terdapat di pulau Singkep, Bangka, Belitung, dan lepas pantai di sekitarnya. Hasil tambang timah di darat disebut timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut timah sekunder. Di Indonesia banyak dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik peleburan timah terbesar ketiga setelah Bolivia dan Malaysia.
·           Nikel
Biji nikel terdapat dalam tanah hasil pelapukan peridotit atau serpentit. Daerah-daerah pertambangan nikel di Indonesia antara lain Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau Halmahera, Pulau Gag di Irian Jaya, di sekitar Kolaka (Sulawesi Tenggara) berpusat di Ponalo, dan Pegunungan Verbeek berpusat di Soroako.
·           Seng
         Terdapat di beberapa daerah Indonesia, antara lain Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Pengolahan seng menjadi seng lembaran dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta di kota-kota besar.
·           Intan
Tambang intan terdapat di Kalimantan Selatan, terletak di sekitar Sungai Kusan dan Riam Kanan Kiri. Penggalian dipusatkan di Simpangempat (dekat Martapura) oleh PN Aneka Tambang. Di samping itu, rakyat juga melaksanakan penggalian dengan cara mendulang. Pendulangan intan oleh rakyat yang terkenal di Cempaka I (dekat Banjar Baru). Kota Martapura merupakan tempat penggosokan intan yang terkenal di Indonesia.
·       Tembaga
Tembaga terdapat di Cikotok (Banten Selatan), Songkarapi (Sulawesi Selatan), dan Kompara (Irian Jaya). Tembaga yang sudah ditambang baru terdapat di Irian Jaya, diusahakan dengan modal Jepang dan Amerika. Bijih tembaga tersebut diolah di pabrik (di Kota Tembagapura) yang didirikan pada ketinggian 2.600 m dan menghasilkan konsentrat dengan kadar 26%. Konsentrat itu diangkut ke pelabuhan dekat muara Sungai Tipuka dengan saluran pipa yang panjangnya 100 km. Tembaga banyak diekspor ke Jepang.
·           Emas dan Perak
       Tambang emas dan perak terdapat di Rejang Lebong (Bengkulu) dan Banten Selatan (Jawa Barat). Penambangannya dilakukan oleh PN Aneka Tambang di Cikotok, kemudian diangkut ke Jakarta, dan diolah oleh PN Logam Mulia menjadi emas/perak batang.
Ø  Pertambangan yang Menghasilkan Energi
         Pertambangan ini terdapat pada minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
·                Minyak Bumi
Minyak bumi menurut Sujiran Resosudarmo terjadi dari plankton atau mikroorganisme yang tertimbun berjuta-juta tahun di dasar laut. Hal ini terjadi karena penguraian secara kimia yang tidak sempurna. Mikroorganisme yang banyak mengandung lemak berubah menjadi lumpur busuk yang berada di antara lapisan pasir dan tanah kedap yang disebut sapropelium. Akibat tekanan yang semakin besar dan temperatur yang semakin tinggi maka sapropelium berubah menjadi minyak bumi. Pertambangan minyak bumi di Indonesia ditangani oleh Per tamina, yang dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasinya meng adakan perjanjian kerja sama bagi hasil dengan sejumlah besar perusahaan asing.
Daerah-daerah minyak bumi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a)      Jawa: daerah Delta Sungai Brantas, Cepu, dan Jatibarang, pabrik penyulingan di Wonokromo dan Cepu.
b)      Sumatera: terdapat di Peureula - Langkat, Dataran Riau (sekitar Pekanbaru), Jambi, dan Palembang, pabrik penyulingannya di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, dan Sungai Gerong.
c)      Kalimantan: terdapat di Pulau Bunyu dan Tarakan, sekitar Sungai Mahakam, pabrik penyulingannya di Balikpapan.
d)     Maluku/Seram: di Bula.
e)      Irian Jaya: terdapat di Sorong dan Babo.
f)       Lepas pantai: lepas pantai sebelah timur Balikpapan (Ataka), lepas pantai Aceh Timur, Laut Jawa (Shinta dan Arjuna), dan lepas pantai Sumatera bagian tenggara (Zeida dan Cita).
·           Gas Alam
Gas alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak bumi. Gas alam didapatkan di lapangan minyak Arun (Aceh), Badak (di Bontang, Kalimantan Timur), dan di Kepulauan Natuna. Sesudah dicairkan disebut LPG (Liquid Petroleum Gas) dan LNG (Liquid Natural Gas) yang kemudian diekspor ke Jepang, USA, dan Singapura.
·           Batu Bara
Batu bara Indonesia menurut Sujiran Resosudarmo terbentuk pada zaman tertier. Batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun. Semakin tuaumur batu bara kadar bakarnya juga semakin tinggi. Batu bara yang terbentuk pada zaman karbon merupakan batu bara yang bermutu tinggi, sedangkan yang terbentuk pada zaman tertier mutunya kurang baik dan disebut batu bara muda.
Daerah-daerah pertambangan batu bara di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a) Pertambangan Bukit Asam (Sumatera Selatan), di sepanjang Sungai Lematang, Pusatnya Tanjung Enim.
b) Pertambangan Umbilin (Sumatera Barat) dengan pusatnya di Sawahlunto. Cadangan batu bara ditemukan pula di Sungai Berau (Kalimantan Timur), Pulau Laut, Lampung, dan muara Bungo (Jambi).
Ø  Pertambangan Mineral Industri
Macam-macam pertambangan mineral industri di antaranya sebagai berikut.
·           Batu kapur
Terdapat pada pegunungan kapur di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali bagian selatan, dan Irian Jaya bagian selatan. Batu kapur juga dapat diambil dari batubatu karang di dasar laut dangkal di dekat pantai. Cara pengambilan batu kapur dan karang pantai digali, kemudian diangkut hasilnya. Batu kapur yang digunakan sebagai bahan bangunan harus dibakar lebih dahulu.
·           Yodium, banyak ditemukan di dekat Mojokerto dan Semarang.
·           Belerang, banyak terdapat di Gunung Welirang (Jawa Timur) dan Gunung Patuha (Jawa Barat).
·           Tanah liat, yaitu tanah yang banyak mengandung liat (65%). Butirbutirnya sangat halus sehingga rapat dan sulit merembeskan air. Tanah ini banyak terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa dan Sumatera.
·           Kaolin, Terdapat di Bangka, Belitung, dan Sulawesi utara. Hasil tambang ini diolah dalam industri keramik di beberapa kota.
·           Pasir Kuarsa, banyak ditemukan di tempat-tempat penggalian pasir kuarsa terdapat di Bangka, Belitung, dan Jawa timur (Madura). Pasir kuarsa diolah lebih lanjut di pabrik-pabrik untuk bahan membuat kaca, piring, dan gelas.
·           Batu Granit, banyak ditemukan dan diolah di Pulau Karimun (Riau), kemudian diangkut ke Dumai dan Pulau Batam.



BAB III TINJAUAN AYAT AL QUR’AN
Litoshfer
Ayat –ayat yang berkaitan dengan lapisan lapisan bumi adalah sesuai dengan Surat Ath Thalaaq ayat 12 yaitu
 “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
Kalau lebih dirinci lagi, struktur bumi ini ada tujuh lapis tujuh lapis, 1) tanah tempat kit bermukim, 2) litosfer, 3) Astenosfer, 4) Mantel bagian luar, 5) Mantel bagian dalam, 6) Inti luar dan 7) Inti dalam, sesuai dengan surat di atas
Gempa Bumi dan Tsunami
Menurut Bakornas (2005) menjelaskan penyebab gempa adalah pergerakan kulit lempeng bumi. Pergerakan lempeng ini dalam Al Quran dijelaskan dalam :
Surat Al Ghosyiyah ayat 20 yakni,
“Apakah mereka (orang-orang kafir) tidak melihat bagaimana bumi (daratan) dibentangkan (dipisahkan) satu dengan yang lainnya”.
Tentang panas dipusat bumi(magma); dijelaskan dalam Surat Ath-Thur ayat 6, yakni  
“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api”. Akibat adanya panas dipusat bumi maka cairan ada diatasnya akan mendidih, sehingga lempeng benua dan lempeng samudera akan mengapung di atas astenosfir dan mengalami pergerakan.


Fenomena terjadinya patahan dan terbentuknya gunung-gunung api;  
·           Surat Ar Ra’du ayat 41
“dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya”.
·           Surat An Naba ayat 6
·           Surat An Naba ayat 7

yakni “Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?
.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa lapisan litoshfer merupakan lapisan bumi yang paling luar yang terdiri dari bebatuan. pada lapisan ini terdapat bagian-bagianya yang dapat membentuk gunung berapi, dan kaya akan bahan tambang. Ganggguan pada lapisan ini dapat berupa gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi merupakan goncangan  yang terjadi pada bumi sebagai akibat tumbukan antar lempeng, patahan/sesar aktif, aktivitas gunung api, dan runtuhan batuan.  Sedangkan tsunami itu merupakan gelombang yang sangat besar dan disebabkan oleh terjadinya gangguan laut, gangguannya itu dapat disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapai maupun meteor jatuh. akan tetapi pada umumnya gempa bumi itu disebabkan oleh gangguan lempeng tektonik atau gempa bumi.
B. Saran
          Saran penyusun terhadap Mahasiswa diharapkan agar dapat memahami konsep dasar lithosfer beserta pembahasan lainnya dengan sebaik-baiknya. Adapun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, diharapkan agardiperbaiki  dan dilengkapi bersama dalam sebuah diskusi kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Lowrie, William. 2007. Fundamentals of Geophysics Second Edition. New York: Cambridge University Press
Malik, Yakub. 2011. Gempa Bumi [pdf]. Tersedia.  http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-YAKUB_MALIK/HANDOUT_GEMPABUMI.pdf  diakses pada tanggal 29 Maret 2013 pukul 5:29
Anonim. 2009. Buku Gempabumi dan Tsunami [pdf]. Tersedia.  http://blog.fitb.itb.ac.id/usepm/wp-content/uploads/2009/10/buku-gempabumi-dan-tsunami.pdf pada tanggal 29 Maret 2013 pukul 5:13
Anonim. 2013. Earthquakes Lab 10 [pdf]. Tersedia.  http://www.geology.sdsu.edu/visualgeology/geology101/Geology101Labs/earthquakesLab10.pdf  pada tanggal 29 Maret 2013 pukul 5:45
Anonim. 2011. Proses Terjadinya Tsunami. Tersedia.  http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/03/15/proses-terjadinya-tsunami/pada tanggal 5 April 2013 pukul 5:45.
Anonim. 2010. Gempa dan Tsunami suatu tinjauan al quran dan teori. Tersedia.   http://myzone.okezone.com/content/read/2010/10/15/3518/gempa-dan-tsunami-suatu-tinjauan-al-quran-dan-teori. pada tanggal 5 April 2013 pukul 5:45.
Anonim. 2010. Hand_Out Gunung Api [pdf] .Tersedia di geografi.upi.edu/HD-GRI.pdf. pada tanggal 5 April 2013 pukul 5:45.
Anonim. 2011. Bab Lithosfer [pdf]. Tersedia di http://www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bi101/bablithosfer.pdf. Di akses pada tanggal 5 April 2013
Sulistiawati. 2008. Lithosfer [pdf] . Tersedia di http://djunijanto.files.wordpress.com. Di akses pada tanggal 5 April 2013

0 komentar:

Posting Komentar